Selasa, 22 Mei 2012

How to MAke Ate Handbag

Making Ate Handbag


Ate is conspecific of weed, which is grow naturally in islands of Java, Sulawesi, Kalimantan, Bali, etc.





the raw of Ate tree is split vertically to four parts.


Then to equalize the thickness, use holey bottle cover, input the weed, and then pull it from opposite direction for several times.


After it has flattened then it is ready to be plaited. Ate which is not being split will be enlaced by the split rattan.





After formed become desirable form such as tissue case, fruit basket, handbag, sandal, etc, then put it for one week sun dried, until it really dry.


Then open or fumigate it so the colour will be durable and smooth. The fumigation shall be about 24 hours.

The material for fumigation is durian wood powder or dust.




After that brush it to clean the dust/ash, and if there is still a fur then cut it scissors or nail clipper, then pair with clothes and other material , now it is ready to be displayed or sold.



Sabtu, 05 Mei 2012

Ukiran Minang

Sumatera Barat, merupakan pusat dari kerajaan Minangkabau. DAerah ini penuh dengan berbagai kekayaan kesenian daerah. Selain itu, kerajinan tangan di daerah ini juga sangat banyak. Mulai dari tenun, anyaman, hingga ukiran.

Dalam tulisan kali ini, penulis mencoba untuk menuangkan beberapa hal yang penulis ketahui mengenai ukiran Minangkabau.

Motif ukiran Minangkabau sangat beragam, diantaranya:
- itiak pulang patang
- aka barayun
- aka cino sagagang
- siku kalalawa bagayuik
- tirai rang ampek angkek
- siku-siku jo bungo lado
- ramo-ramo inggok di ujuang kayu
- jarek takambang
- harimau dalam parangkok
- ayam mancotok dalam talam
- gajah badorong
- bungo taratai dalam aia
- lapiah batang jarami
- kuciang lalok jo saik galamai
- tatandu manyasok bungo
- bada mudiak
- siriah gadang
- dan masih banyak jenis motif lainnya.

Motif-motif tersebut tidak lahir begitu saja. Setiap motif-motif ukiran Minangkabau tersebut mempunyai makna tersendiri. Yang mana makna dari motif-motif tersebut membawa pesan moral bagi masyarakat Minangkabau.

industri ukiran di Minangkabau sangat potensial. Sampai saat ini masih banyak para pengusaha ukiran yang terdapat di berbagai daerah di Sumatera Barat, diantaranya: kabupaten agam, padang magek, pariaman, dan beberapa daerah lainnya. HArga dari ukiran ini berkisar antara Rp 10.000,00 sampai dengan Rp. 20.000,00. Harga tersebut bisa menjadi lebih tinggi apabila menggunakan lay out yang memerlukan pengerjaan lebih.

Sayangnya, di Minangkabau sendiri sudah jarang rumah yang menggunakan ukiran tradisional ini untuk dijadikan hiasan rumah. lain dengan zaman dahulu, dimana banyak sekali rumah yang menggunakan ukiran tersebut, baik untuk pintu, dinding, jendela, tempat tidur, dan berbagai perabotan lainnya.