Kamis, 12 April 2012

Kerajinan Rotan Cirebon

Kerajinan rotan Cirebon sangat luas dan terkenal. Saat ini kerajinan roota Cirebon merupakan pemasok terbesar di pasar global, terutama di pasar Eropa. Menurut salah satu website yang membahas tentang kerajinan rotan Cirebon ini www.bi.go.id, mengatakan bahwa nilai ekspor
mebel/furnitur rotan Cirebon tahun 2003 sebesar US$122 juta dan meningkat mencapai
US$135 juta pada tahun 2004. Ini merupakan sebuah catatan bahwa sektor bisnis ini sangat potensial, dan pastinya akan menyedot banyak tenaga kerja, sehingga industri ini dapat menjalankan peran dalam pemberantasan pengangguran di Indonesia.

Mulai bulan Januari 2005, pemerintah memberlakukan peraturan menteri perdagangan
(permenperdag) No. 12/2005, tentang pembukaan ekspor rotan bahan baku. Ini merupakan suatu rintangan bagi industri Rotan Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan industri rotan kesulitan dalam mendapatkan bahan baku. Ekspor bahan baku membuat pesaing industri rotan Indonesia di dunia internasional bertambah banyak. Cina dan Vietnam merupakan target dari ekspor bahan baku rotan tersebut. Negara-negara tersebut juga merupakan pesaing industri rotan Indonesia.

Dulu industri rotan Cirebon menempati posisi terbesar di dunia, namun sekarang tidak dilirik lagi. Hal ini adalah karena kalah dalam persaingan, dan kesulitan bahan baku tersebut. Bahan baku banyak diekspor karena perbedaan harga jual di dalam dan luar negeri cukup tinggi, hingga memotivasi pebisnis untuk mengekspor bahan baku rotan.

Industri rotan Cirebon sudah banyak berkurang karena bangkrut, dan tentu saja mendatangkan dampak bagi aspek lain, seperti pengangguran, berkurangnya devisa negara dari industri rotan.



Kamis, 05 April 2012

Tenun Songket Pandai Sikek

Pandai Sikek merupakan salah satu daerah di Sumatera Barat yang terkenal dengan songket. Yaitu sebuah kain yang berasal dari benang katun dan benang emas yang ditenun dengan tangan dan bantuan alat bernama panta. Yaitu sebuah alat yang merupakan hasil kontruksi berbahan kayu, yang berukuran sekitar 2 x 1.5 meter.

Pada zaman dahulu, kain songket adalah pakaian kebesaran bagi kaum bangsawan dan saudagar kaya Minangkabau. Sampai saat ini, kain songket belum menjadi pakaian sehari-hari masyarakat. Songket ini masih digunakan oleh orang-orang besar. NAmun kain ini sering dipakai untuk acara-acara besar adat, seperti baralek, yang merupakan pesta perkawinan atau khitanan.

Sebenarnya buakan hanya pandai Sikek yang memroduksi kain songket ini. Silungkang, Payakumbuh, dan Sawah Lunto juga merupakan daerah-daerah yang terdapat kerajinan tenun songket. Namun yang paling terkenal adalah Pandai Sikek. Berdasarkan salah satu sumber yang penulis temui, www.antara-sumbar.com, mengatakan bahwa tenun songket Pandai Sikek telah berkembang menjadi 17 motif, diantaranya: kalauak paku (pakis), pucuak rabuang (pucuk rebung, red), balah kacang, batang pinang, buah palo bapatah, tampuak manggih, aka cina, daun siriah, bunga antimun, bijo bayam, ilalang rabah, ulek tantadu, bada mudiak, saik galamai, sajamba makan, saluak laka, ampiang taserak, dan itiak pulang patang.